Tuesday, January 6, 2015

MOLOT



MOLOT,  DAYA TARIK WISATA BUDAYA BAWEAN

Pulau Bawean adalah salah satu pulau yang dimiliki oleh negara Indinesia dan satu-satunya pulau milik kabupaten Gresik, pulau ini memiliki luas kurang lebih 55 km2 dan terbagi atas dua kecamatan yaitu Sangkapura dan Tambak. Pulau ini pun memiliki beberapa gugusan pulau kecil yang mengitarinya, pulau Gili Noko, Pulau Gili Barat, Tanjung Cina, Karang Bile, Nosa dan Gili Selayar. Serta terdapat tiga belas tujuan wisata alam yang dapat dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Diantaranya satu tujuan wisata danau, lima wisata pantai, tiga wisata kepulauan, dua wisata air terjun, satu wisata air panas, dan satu wisata penangkaran Rusa Bawean.
Letak geografisnya menjadikan pulau ini selalu menjadi tempat transit bagi para pelayar, sehingga pengaruh dan gesekan budaya menjadikannya beraneka ragam, namun budaya asimilasi ini memberikan khasanah suku yang berbeda dengan suku-suku yang ada di Indonesia, maka dari itu Bawean dimasukkan dalam suku tersendiri yaitu Suku Bawean. Etnis mayoritas penduduk Bawean adalah suku Bawean, diikuti oleh Suku Jawa, Madura dan Suku-suku lainnya seperti Bugis dan Madailing.
Salah satu budaya yang tidak kalah menariknya dan dapat dijadikan sebagai marketing nature atau event marketing proses menurut Lynn Van Der Wagen adalah MOLOT sebutan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bagi warga Bawean. Molot sebagai daya tarik wisata budaya dapat berkisar pada beberapa hal, seperti: kesenian, tata busana, boga, upacara adat, demonstrasi kekebalan dan komunikasi dengan alam ghaib, lingkungan binaan, serta ketrampilan-ketrampilan khusus fungsional seperti membuat alat-alat dan sebagainya. Namun yang memerlukan kehati-hatian lebih besar adalah dalam niatan untuk “mengemas” sajian-sajian yang bermakna religi bagi masyarakat pemiliknya.
Molot secara filosofis bermakna memberikan semangat untuk meneladani kesederhanaan dan kedermawanan Nabi Muhammad SAW, dengan cara memperbanyak membaca Sholawat (Barzanji dan Dibaiyah) serta memberikan sedekah yang dikemas dalam bentuk yang unik menyerupai “sesajen” masyarakat Hindu Bali, sesajen (baca; bherkat) sejatinya adalah terdiri dari hasil bumi dan beberapa makanan yang sarat dengan makna filosofis, misalnya rengginang berbentuk segitiga dan diletakkan paling atas memiliki arti seluruh hidangan ini hanya karena Allah SWT, jhubedhe (baca;dodol), ghughudhu bermakna mari saling mengingatkan, bunga telur bermakna memiliki tekat yang bulat, dan berbagai macam makanan yang disajikan.
Namun semakin berkembangnya zaman dan aneka ragamnya mata pencaharian penduduk Bawean maka sesajen yang dibuat sudah mengalami perubahan akan tetapi lima makanan khas tersebut tetap menjadi bentuk khas dari event molot ini.
...

No comments:

Post a Comment

VIDEO TUTORIAL