MOLOT, DAYA TARIK WISATA BUDAYA BAWEAN


Salah satu budaya yang tidak
kalah menariknya dan dapat dijadikan sebagai marketing nature atau event
marketing proses menurut Lynn Van Der
Wagen adalah MOLOT sebutan untuk memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW bagi warga Bawean. Molot sebagai daya
tarik wisata budaya dapat berkisar pada beberapa hal, seperti: kesenian, tata
busana, boga, upacara adat, demonstrasi kekebalan dan komunikasi dengan alam
ghaib, lingkungan binaan, serta ketrampilan-ketrampilan khusus fungsional
seperti membuat alat-alat dan sebagainya. Namun yang memerlukan kehati-hatian
lebih besar adalah dalam niatan untuk “mengemas” sajian-sajian yang bermakna
religi bagi masyarakat pemiliknya.
Molot secara
filosofis bermakna memberikan semangat untuk meneladani kesederhanaan dan
kedermawanan Nabi Muhammad SAW, dengan cara memperbanyak membaca Sholawat
(Barzanji dan Dibaiyah) serta memberikan sedekah yang dikemas dalam bentuk yang
unik menyerupai “sesajen” masyarakat Hindu Bali, sesajen (baca; bherkat)
sejatinya adalah terdiri dari hasil bumi dan beberapa makanan yang sarat dengan
makna filosofis, misalnya rengginang berbentuk segitiga dan diletakkan paling
atas memiliki arti seluruh hidangan ini hanya karena Allah SWT, jhubedhe
(baca;dodol), ghughudhu bermakna mari saling mengingatkan, bunga telur bermakna
memiliki tekat yang bulat, dan berbagai macam makanan yang disajikan.
Namun semakin
berkembangnya zaman dan aneka ragamnya mata pencaharian penduduk Bawean maka
sesajen yang dibuat sudah mengalami perubahan akan tetapi lima makanan khas
tersebut tetap menjadi bentuk khas dari event molot ini.
...